Transparansi Vaksin
![Image](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbPm_gHL49ajD8rzEQbTuL1-9Q2trwiBn-QSxBqzvaaeUCl7H358xUANo1p1ZN7tqZH-3T8V_4Jrnxr7-VLF8-fCrgxys0KDDU5vYf0r6i6EdntKtcuVKDcWOqdkYGph5CxKUEIdKmGvpj/s640/vaksin+rs+hb.png)
Orangtua rusuh di posko Rumah Sakit Harapan Bunda, 17/07/16 Tas sekolah dengan dominasi warna biru-merah bergambar robot dipanggul oleh seorang ibu berumur 33 tahun. Ia melangkah gontai sembari menggandeng anaknya, tergopoh-gopoh duduk untuk melepas lelah sekaligus mengantri. Ia antri untuk menyerahkan berkas di crisis centre buatan sesama orangtua anak yang terindikasi terkena vaksin palsu. Segera setelah menyeka keringatnya, ia menyeduh susu bubuk full cream untuk anaknya yang berumur 4 tahun sembari menunggu suaminya yang sedang melengkapi berkas yang masih kurang. Wanita ini bernama Novi. Ia memutuskan untuk memvaksin anaknya di Rumah Sakit Harapan Bunda karena ia ingin yang terbaik untuk anaknya. Tiap vaksin ia harus mengeluarkan hingga 1 juta rupiah lebih. Padahal gajinya sebagai pegawai negeri sipil tidak seberapa. Ia harus menghemat pos anggaran sana sini, termasuk kebutuhan primer seperti makanan dan pakaian untuk dirinya. Ketika pengumuman Kementerian Kesehatan men...