Angan-Angan Mudik Apik
Foto udara kemacetan di Brebes Exit |
Kembali ke kampung halaman adalah salah satu hal yang paling
ditunggu saat lebaran. Ya, 'mudik' kita menyebutnya. Gelombang manusia
berbondong-bondong bergerak dari Jabodetabek ke wilayah Jawa dan Sumatera.
Meski Jabodetabek juga ada di pulau Jawa, kata 'Jawa' disini identik dengan
Jawa Barat, Tengah dan Timur. Berbagai transportasi bisa digunakan saat mudik,
diantaranya mobil, pesawat, kereta, dan baling-baling bambu (ga nyampe2 dong).
Mari kita bahas yang paling sering dibahas di TV: mudik dengan mobil. Tahun ini
ada yang baru, dioperasikannya Tol Brebes Timur. Seperti anak kecil dapat
mainan baru, semuanya penasaran dan ingin mencobanya. Mainan itu bernama BREXIT
alias Brebes Exit. Mereka tidak tahu ternyata harapan lancar di tol justru
hanya angan belaka. Mereka terjebak dalam harapan dan buaian mantan (loh).
Kemacetan mengular hingga berkilo-kilo meter. Menghabiskan waktu para pemudik
yang sudah kebayang-bayang opor dan rendang. Bahkan sampai ada yang meninggal
di jalan... Turut berduka cita :(
Bukannya berbelasungkawa, sangat
disayangkan pernyataan Menteri Jonan yang mengatakan kalau penumpang ini
meninggal bukan karena macet tapi karena sudah sakit bawaan. Katanya, puasa aja
lebih dari 12 jam bisa bertahan tanpa air. Waduh pak itu yang lagi sakit kan
mungkin bisa langsung dapat penanganan medis kalau jalanan lancar.
Lantas apa sebenarnya penyebab dari
kemacetan yang tiada ampun ini? Ternyata jalan nasional selepas Brebes exit di
jalur Pantura ini sangat sempit. Coba ya bayangin aja yang tadinya barisan
mobil bisa 10 baris, eh jadi 2 doang. Mampet dong ya? Apalagi terus ada pasar
tumpah di sepanjang jalan. Makin ruwet tentunya.
Jadi pak Presiden, saya ini punya 2 saran
utama ya.. Gimana kalau:
1. Pasar tumpah itu ya masukin aja ke
ember. Jangan sampe tumpah-tumpah. Coba kepala daerah ini mempersuasi para
pedagang untuk sedikit berkorban demi kepentingan yang lebih besar. Pasar ini
dipindahkan kemana gitulho untuk sementara. Jangan dipinggir jalur mudik. Kan
bulan puasa nih, inshaaAllah rejeki juga bakalan berkali-kali lipat kalau
memperlancar kepentingan masyarakat banyak.
2. Tolong bapak-ibu Menteri ini
koordinasinya diperbaiki. Lintas kementerian itu mbok ada sinergi gitulho. Jadi
kalau muncul di media, gak keliatan saling menyalahkan begitu. Sekarang gini,
mudik itu kan pergerakan mobil yang sangat masif secara bersama-sama, jadi
pasti masalah manusia dari A-Z juga muncul. So ini bukan cuma perkara
perhubungan doang! Masalah kesehatan, sosial, agama semuanya ada. Tiap
kementerian seharusnya punya program.
Semoga mudik berikutnya bisa lebih sukses
dan boleh cuti! Amien.
Ditulis di Jakarta, 12 Juli 2016
Nadia Atmaji
Nadia Atmaji
Comments