Manusia atau Dewa
![]() |
Picture taken by me, in Pangandaran, West Java (August, 2012) |
Aura yang kau pancarkan bukan aura kaum pribumi kasta satu. Tanpa perlu kenal dan berjabat tangan pun orang kan tahu. Kisah hidup yang kau alami dengan mudah tersebar tanpa perintah. Seakan kau si panutan tak pernah salah.
Apa yang tidak kau kuasai? Lagi lagi nihil hasil penelitianku ini. Berbekal pendekatan normatif dan empiris. Mungkin karena tak cukup kuat alat pengumpul dataku disini? Hei kamu manusia atau dewa? Itulah yang selalu menjadi kalimat tanya retoris, rumusan masalah yang selalu menyerang tanpa pemberitahuan. Layaknya teroris. Lalu lalang begitu saja tanpa izin dan membuatku miris. Juga tanpa tahu waktu namun dalam keabsolutan termin yang konstan. Ya, setiap detik. Selalu apik.
Alam bawah sadarku selalu saja menghadirkan imajimu di setiap pijakan. Baik pada tangga beta, alpha, teta bahkan delta! Kau selalu ada, tak terelakkan! Kita digambarkan serasi dalam satu bingkai kehidupan. Tapi tunggu dulu, siapa pula aku? Berani benar punya mimpi yang bahkan lebih rapuh dari harapan palsu. Memang sih kata orang tidak ada yang tidak mungkin. Tapi rasanya akan lebih sopan bila aku dan eksistensiku kubuat alpa saja dan aku pun tak lagi merasa prihatin.
Cerita tentang manusia setengah dewa yang masih akan ada lanjutannya...
NSA.
Comments