Becaus of Bieber (Part I)

“Tiiin tin tin tin” Sissy membunyikan klakson di depan rumah Irish, tanda untuk Irish kalau Sissy sudah sampai di depan rumahnya, untuk segera berangkat ke sekolah.“Sissyyyyy!!! Kebiasaan deh, kenceng banget sih radionya. Bisa-bisa soundsystem jazz lo meledak, tiap hari dengerin album-nya si Beleber berkali-kali dengan volume yang super nggak nyantai!!!!” ucap Irish dengan nada tinggi-sedikit-berteriak karena berusaha membuat Shiva Leswara, yang biasa dipanggil Sissy mendengar ucapannya. “Please deh Riiish, BE-LIE-BERS bukan Beleber!! Huh. Lo harus denger lagu doi yang baru yang Ride! Ada efek-efek mainan kayak mainan tetris itu loh Rish! Cool banget deh pokoknya. Suaranya sekarang kan udah dewasa, agak-agak berat-berat gimanaa gitu. Kan doi mau nyamperin guee 23 April! Gue harus afaaal every single lyric from his songs! Seven days left, he must’ve missed me so bad bad baaad, then I won’t disappoint him dengan nggak afal lirik lagu-lagunya.. Nah karena gua lagi nyetir, lagunya biar pas Ride doong, yakan yakan Riish,” Sissy seraya membalas ucapan Irish dengan cepat tanpa henti, layaknya kereta ekspress Jakarta-Bogor. “Hash hash, gila yaaa?!?!? Ah dasar anak labil, Beleber ya Beleber aja. Tetep aja nggak sekenceng ini juga ya Siiiis,” seru Irish sembari mengecilkan volume CD di mobil Sissy.

Sissy dan Irish biasa berangkat ke sekolah bersama. Mereka saling mengenal sejak umur 9 tahun, di hari pertama Irish sekolah di Indonesia. Sissy lah orang pertama yang mendatangi Irish dan mengajak Irish bergaul dengan yang lain. Irish adalah anak pindahan dari Irlandia yang sangat pemalu. Ia lahir dan tinggal disana karena ayahnya bekerja disana. Irish mulai fasih berbahasa Indonesia karena Sissy. Bahkan diulangtahun ke 14-nya, ia dihadiahi “kamus bahasa gaul” buatan Sissy. Mereka sangat klop satu sama lain. Dua sejoli yang tak pernah terpisahkan, kemanapun berdua. Ibarat pinang dibelah dua. Kalau cari Sissy, tanya saja Irish. Baterai bb Irish abis, bbm saja Sissy. Selera fashion, warna kesukaan, tempat hangout favorit. Hanya satu hal berbeda yang tidak disukai Irish namun sangat digilai Sissy: JUSTIN BIEBER.

“Riiish, selesai kelas please temenin ke toko buku. Mau beli “First Step 2 Forever: My Story”-nya Justin Bieber. It must be uber cool you knoooow!” “I would like to accompany you my dearest. But, kenapa purpose-nya untuk beli Bieber-Bieberan sih? I'm so enough with Bieber stuff. Gak ada biografi tokoh legendaris yang lebih berbobot apa ya Sy?” “So. Do. I! I’m so enough with you too! Everything seems okay on the previous times, tapi respon lo nggak enak banget kali ini. Kenapa sih? Salah kalo gue punya idola? Salah? Gue aja mau kok nemenin lo beli CD jazz kesukaan lo, yang gajelas bagi gue. Kalo lo gamau nemenin gue, yaudah, gue juga bisa ya beli sendiri!” Sissy lantas meninggalkan Irish. Respon Sissy sangat di luar dugaan Irish. Ia tidak menyangka Sissy akan semarah itu. Irish merasa sangat bersalah namun ego-nya terlalu besar untuk mengejar Irish. Ia sudah cukup malu karena seisi kelas sekarang melihatnya. Seakan Irish orang paling jahat yang tidak mau menemani temannya membeli buku. Irish memutuskan untuk bersikap dingin seakan tidak terjadi apa-apa. Padahal sedaritadi ia telah menjadi pusat perhatian anak-anak di kelas.

Untung saja Sissy pernah mengajarkan Irish untuk naik angkot, karena kali ini tidak mungkin ia pulang dengan Sissy. Benar saja, di parkiran sudah tidak ada mobil Sissy. Irish memutuskan pulang naik angkot, walaupun ia tidak pernah dibolehkan naik angkutan umum. Saat di angkot, Irish teringat kualitas menyetir Sissy yang sangat membahayakan. Salip sana sini dan kebut-kebutan. Apalagi ketika sedang emosi. Selama ini Irish lah yang menjadi pengontrol Sissy saat menyetir. Irish berusaha tenang dan tidak terlalu memikirkannya. Ia berpikir Sissy pasti semakin dewasa dan bisa mengontrol diri saat menyetir.

Sesampainya di rumah, Irish berpikir untuk menanyakan kabar Sissy. Ia sangat khawatir dengan Sissy. Tapi ia masih gengsi. Terdengar terlalu konoyol kalau hanya karena biografi Bieber mereka lantas bertengkar. Saat Irish hampir terlelap dalam tidur siang-nya, terdengar suara Justin Bieber menyanyikan lagu “Never Say Never”. Tertulis nama Sissy Bieber di layar handphone-nya. Sissy sendiri yang mengubah ringtone khusus kalau ia menelpon Irish. Irish lantas membiarkannya saja. Karena ia tahu, ketika ia mengangkatnya, Sissy akan menganggap ia tak pernah membentak Irish di kelas tadi dan bercerita panjang lebar tentang Bieber lagi. Saat Irish putus asa dan membuat panggilan teleponnya menjadi miss call pada Irish, lantas Irish mengubah profil handphone-nya menjadi silent.

Irish tidur terlalu lelap sampai mamanya harus menggoyang-goyang tubuhnya untuk membangunkannya. “Sissy, wake up! Do you know where Sissy is?” Irish lantas bingung mendengar ucapan mamanya. “What did you say mom? Sissy? Di rumahnya lah. She’s not moving, rumahnya kan still next to our house,” “Loh kamu belum tau? Sissy dari tadi siang belum pulang kata mamanya. Mamanya dari tadi nelfonin hp-nya Sissy tapi hp-nya mati! Mamanya juga nelfon kamu nggak bisa-bisa. You really don't know? You both are so sticked together!” “REALLY MOM??” Irish lantas menyalakan hp-nya dan menemukan 10 panggilan tak terjawab dan 1 BBM dari Sissy yang berisi banyak sekali PING!!! Isinya kurang lebih adalah:

“Irish I’m really sorry bentak lo kayak gitu di kelas. Maaf ya :(“
Setengah jam kemudian,
“Risshy maaaaaf bangeet, sama sekali nggak maksud gitu. Ga enak banget nih beli buku sendiri gak sama lo! Huhu :’(“
“Woy gue ke rumah lo yak, bawain Maquis nehhh”
“Etdah baca bbm gue dong! Dibaca aja nggak... sedih amaaat”
“PING!!!”
“PING!!!”
“RIIIISHY I NEED HELP!”
“URGENT”
“I think someone stalk me behind the car,”
“PING!!!”
“PING!!!”
“Gue di jalanan sepi nih, lewat jalan tikus yang biasa, gimana ya cui gabisa ngebut nih, kalo ngebut luvly jazzy kasian”
“PING!!!”
“PING!!!”
“Stay cool ajalah ya, paling gak ngikutin gue, GR banget sih gue :$”
“Ri tapi motornya”

Setelah itu tidak ada kelanjutan lagi dari BBM Sissy. Gawat, pasti Sissy dalam bahaya, Irish lantas menyesal memutuskan untuk tidur seharian tadi. Irish langsung bergegas memakai sweater-nya dan menyalakan mobil mama-nya. Ia langsung melaju ke jalan.......................... (to be continued)

Comments

Popular posts from this blog

Best Delegate in TEIMUN 2014: Have Faith, It Will Lead You Anywhere You Want

Suka Duka Wartawan Tempel AHY-Sylvi

Jadikan SMA Taruna Nusantara Hebat Kembali