Passion Seeker
Tidak
terasa sudah dua bulan saya menjalani program Journalist Development Program
Metro TV. Benar ternyata kata orang. Kalau senang, kerja seperti tidak kerja.
Semua berjalan menyenangkan. Bahkan ketika bertemu suatu masalah yang
sepertinya menyulitkan, tidak terasa sama sekali. Rasanya menyenangkan sekali
bisa menjalankan hobi dan menghasilkan uang.
Banyak
pertanyaan datang ketika saya upload foto selfie saya dengan seragam bertulisan
"Metro TV" di instagram. Maka izinkan saya berbagi alasan saya
disini.
Rutinitias bisa membuat seseorang lupa akan
mimpinya.
Ya,
saat saya berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, semua teman saya
bercita-cita menjadi pengacara kondang ibukota yang bekerja di law firm top tier dengan bergaji dolar.
Selain itu ya menjadi notaris atau litigator (yang ini hanya sebagian kecil). Akhirnya
mindset saya pun ikut terbentuk. Ya,
saya harus bisa jadi lawyer juga!
Mimpi
saya sejak kecil pun kemudian semakin terlupakan dan menguap dan menguap
hilang. Yang semakin membuatnya menguap, nilai saya di setiap mata kuliah
selalu memuaskan (setidaknya tidak ada yang mengulang deh ya).
Setelah
saya lulus, sungguh malasnya minta ampun untuk memasukkan lamaran kerja.
Pasalnya setiap hari saya mempertanyakan diri saya, "Apa benar saya mau menjadi
pengacara?". Dari sejak awal kuliah saya bermimpi ingin bekerja sesuai
dengan hobi saya dan bisa do what I love.
Semakin saya bertanya, semakin saya ragu. Semakin saya ragu, semakin saya tidak
memasukkan lamaran ke firma hukum manapun.
Akhirnya
saya memutuskan untuk memasukkan lamaran ke firma hukum. Dalam masa tunggu yang
dapat dibilang cukup lama (tiga bulan) saya hanya menyibukkan diri dengan
membaca buku dan menonton film. Saat-saat seperti ini adalah saat yang paling
tidak saya suka. Kenapa? Satu, sangat membosankan. Dua, saya tidak bisa lagi menjawab
pertanyaan teman tentang tempat kerja saya dengan "belum, masih mau
menikmati hidup dulu". Tiga, rasanya tidak enak sekali jadi beban negara
dan beban orang tua...
Setelah
merenung dan banyak membaca buku (utamanya buku biografi orang sukses dan tentang
cara mencari passion), tercapailah
konklusi untuk mencoba keluar dari zona nyaman. Dari kecil saya suka
berpura-pura jadi reporter. Saat
kuliah pun saya suka sekali tampil di depan umum untuk jadi MC, moderator, saya
suka sekali bertemu orang-orang baru, bersosialisasi dan traveling. Maka di suatu siang bolong, saya coba peruntungan di
Metro TV dengan membuka website-nya.
Eh! Ternyata sedang buka lowongan... Mungkin dengan menjadi reporter melalui
program Journalist Development Program Metro
TV saya bisa menyalurkan hobi saya ini.
Akhirnya
berbagai tahapan tes saya ikuti dengan gigih dan disinilah saya hari ini.
Banyak sekali pengalaman dan pelajaran baru yang saya dapatkan. Pengajar begitu
sabar melatih saya yang harus memulai belajar dari 0 tentang apa itu
jurnalistik dan bagaimana menjadi wartawan yang baik. Teman-teman satu angkatan
saya, JDP 12, juga membantu dan belajar bersama.
Yuk
semangat mengejar mimpi, teman-teman! A
good friend of mine said, "I'm
really happy for you to be able to find your passion in your first job. It's a
luxury not many people have." InshaaAllah. Bismillah.
(NSA)
Comments