Wanita dan Pria Dalam Perpisahan

My life seems so unstable lately. Sorry for posting so many sad things. Life still goes by and I know I'm strong enough to pass this kinda moments.

Kenapa aku harus tercipta menjadi seorang wanita? Wanita yang berpikir lebih banyak dengan hati. Logika lebih sering tidak terlibat di dalamnya.

Itulah mengapa wanita setengah mati memikirikan cara menyampaikan kritik pada teman sendiri.
Itulah mengapa wanita lebih memilih diam daripada mencari keributan. Itulah mengapa wanita begitu sulit menerima apa itu perpisahan.
Itulah mengapa wanita mudah mengeluarkan air matanya.

Melalui masa-masa pasca-perpisahan terasa berat bagi wanita. Tidak bagi pria. Mereka berpikir realistis dan bisa "lebih mudah". Bukan mudah, tapi "lebih mudah". Jalan berpikir mereka yang praktis membuat mereka bisa menemukan kegiatan lain yang pastinya lebih membuat mereka kembali pada zona nyaman. Tapi jangan pernah berpikir mereka melupakan kita, mereka hanya terlihat kuat. Ingat, merekapun pernah mengalami masa-masa terindah dengan kita, they will not forget us that easy too. Man able too pretend easily.

Satu pelajaran yang bisa kudapatkan adalah bahwa,
tidak ada yang sempurna, tidak ada yang kekal dan selamanya. Kita masih bisa belajar dari kesalahan. Ini bukanlah akhir dari segalanya...

Ini hanyalah akhir dari babak kesekian, masih ada babak yang lain ketika kamu membuka halaman berikutnya. Bahkan, dalam cerita dongeng pun, "happily ever after" terjadi di halaman terakhir kan?

Don't be in a rush to seek for love, love will find you... ♥

Comments

Popular posts from this blog

Best Delegate in TEIMUN 2014: Have Faith, It Will Lead You Anywhere You Want

Suka Duka Wartawan Tempel AHY-Sylvi

Jadikan SMA Taruna Nusantara Hebat Kembali